naskah monolog_curhatan pemulung kepada kawanan sampah




Sinopsis      :
Naskah monolog ini menceritakan seorang pemulung berdialog dengan kawanan sampah. Pemulung mengeluh karna jasa mulianya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Sembari mengambil sampah berserakan, pemulung mengungkapkan isi hatinya kepada sampah-sampah yang dipungutinya. Seolah-olah pemulung dapat berkomunikasi dengan sampah.
Actor          : berbadan klumus, pakaian sobek-sobek bertopi, membawa karung dan besi pengambil sampah

Acting        :
Lampu sudah menyala dan terlihat pentas terkotori sampah berserakan. Pemulung masuk pentas sambil memunguti sampah. Setelah dapat 3 pungutan sampah, pemulung seolah-olah dialog dengan sampah.

“Hey sampah !!,,,kenapa kalian tidur disini,,kalian kan sudah punya tempat tinggal dipinggir jalanan  sana,,,”
“jangan-jangan kalian ingin merusak kota indahku !!..,, atau jangan-jangan kalian hanya ingin membuatku sibuk saja,,jawab sampah,,,?,, jawab…”

Pemulung berhenti dialog sejenak dan melanjutkan mungut sampah. Sampai mendapatkan 3 pungutan ,  pemulung  dialog lagi dengan sampah-sampah.

“Iya ,,Aku mengerti perasaan kalian.,,.bukan salah kalian ada disini, tapi salah mereka manusia-manuisa biadab yang melantarkan kalian disini.,,,iya kan sampah,,, jawab sampah sialan ,,iya kan ,,kalau kalian ditelantarkan manusia tak beradab itu,!!!!” “Hahahahaha,,untung saja ada aku yang selalu setia menolong kalian dari  tempat ini,,Oh tidak tidak,,lebih tepatnya aku menolong tempat ini dari kalian,,hmmmmmmm.”

Menarik nafas panjang-panjang kemudian lanjut memungut sampah. Setelah mendapat 3 pungutan, pemulung kembali berdialog dengan nada rendah

“Tapi sayang dikota ini drajatku sama dengan kalian,,Aku ini manusia, tapi keberadaanku dianggap sampah..”
“Kerjaku mulia sebagai pembersih kota, tapi aku malah dianggap kotoran kota..”
“Hah malangnya nasibku…apa jadinya kota ini tanpa kami..” dengan nada keras dan lampu mati..





Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment

Ads Inside Post