Cerpen "Keeratan Kentut dan Sahabat"


Wanita kentut pada umumya tidak akan membunyikanya apalagi di dekat pria. Karena hal tersebut dianggap tabu oleh masyarakat pada umumnya. Tapi itu semua tidak benar kepastianya bagi wanita yang bernama Ulvi. Ia berani membunyikan kentut tanpa perasaan malu dihadapan  teman pria maupun wanita yang menurutnya teman itu sangat akrab, bahkan pacarnya saja sering Ia kentuti.
Ketika Ulvi sedang berkumpul disebuah tongkrongan kopi dengan temanya susi dan yubi, dengan tidak merasa berdosa Ulvi kentut dengan bunyi khasnya.
“Bruuuuut brut tut brut,” bunyi kentut Ulvi.
“Astaga, Vi, kamu ini gak punya malu ya kentut dideket cowok,” Tanya yubi.
“iya Ulvi ini…! jijik banget deh,” Sahut Susi.
“Hahahaha…! Yub, Sus, kalian itu sudah aku anggap teman dekat tau, jadi ngapain harus malu, hehehehe,” jawab Ulvi.
Canda tawa disertai geram dengan kentutnya Ulvi, mereka bertiga tetap bergurau ria menganggap kentut sebagai objek candaan. Ulvi tidak punya rasa malu sedikitpun kentut dihadapan teman cowoknya yubi dan teman ceweknya susi lantaran karena mereka berdua teman akrabnya. Beberapa menit kemudian terdengar kentut lagi. Kali ini bunyi kentutnya tidak memiliki seni. Temponya hanya satu irama.
“Brut, ah lega,, hahahaha…!” tawa Ulvi. Sambil berjungkir-jungkir tertawa karena kentut keduanya berhasil keluar.
“Kamu itu sakit perut apa lagi kebelet ya Vi ?” Tanya Yubi.
“Hahaha, iya Yub , aku lagi kebelet,” jawab Ulvi sambil tertawa.
“Ya cepet kebelakang sana kalau kebelet, kasian nih temenya yang kena dampaknya, ya gak sus,” Tanya yubi ke Susi disertai kegeraman terhadap Ulvi.
“Iya Yub, Ulvi ini cewek-cewek jorok bangat. Kentut di area umum yang banyak orang lagi. Aku aja yang gak kentut ikutan malu,” pangkas Susi.
Ulvi kurang menyadari kalau sekarang Ia bersama temanya sedang ngopi di cave yang rame. Setelah Susi bilang malu dengan tingkah Ulvi, barulah Ulvi menyadari kalau dirinya sedang ditempat umum yang ramai. Seketika itu Ulvi merasa malu dan ngangguk-ngangguk seolah minta maaf kepada pelanggan cave yang memandangi Ulvi karena merasa terganggu dengan kentutnya.
Pekerja cave menyadari bahwa banyak pelangganya merasa terganggu dengan kentutnya Ulvi. Pekerja cave itu mendatangi Ulvi bermaksud untuk memberitahu dengan baik agar tidak mengulangi tingkah jeleknya didalam cave. Ulvi dan kedua temanya hanya bisa pasang wajah malu dihadapan pekerja cave.
“Maaf Mbak, kalau buang angin diluar saja, karena pengopi disini banyak yang terganggu,” saran pekerja cave.
Dengan malu-malu Ulvi menjawab.”hehe, iya mas, maaf,” jawab Ulvi.
“Iya mas, maafin temen saya ini, dia memang seperti itu, hehehe,” tambah Yubi.
“Eh Yubi ini,,enggak kok mas,hehe” sambung Ulvi.
“Ya sudah, nanti kalau mau buang angin kebelakang saja atau Mbak dan Mas keluar dari cave ini,” tegas pekerja cave.
“hehe Iya mas,” jawab Yubi.
Pekerja cave kembali ketempat kerjanya, sedangkan Ulvi dan kedua temanya saling debat. Ulvi mengakui bahwa kebiasaan kentutnya juga diketahui oleh pacarnya. Bahkan pacar saja sering mendengar kentutnya ketika lagi berdua.
Kejujuran Ulvi berani kentut sembarangan hanya pada orang yang diakrabi saja. Ia menganggap siapa saja orang yang pernah mendengar kentutnya berarti orang itu sangat dekat denganya.
“Pacarmu apa juga sering kamu kentutin, Vi,?” Tanya Susi.
“Ya iya Sus, dia saja juga sering kentut dideketku kok,” jawab Ulvi.
“Gila kamu ya Vi, kentut itu kan gak baik di tampakan depan orang,” kata Yubi.
“Aku juga punya etika kok Yub,, aku gak akan kentut didepan orang sembarangan,, apalagi didekat orang yang tak dikaenal. Kalian berarti teman paling dekatku, karena kalian bisa mendengar seni kentutku, hehehe,” ungkap Ulvi.
“Ya sudah ayo kita pulang , sudah malam banget ini, kosku hampir tutup,” kata Susi.
“Oke ayo, Oya kamu yang bayar ya Vi, karena sudah berhasil membuat heboh cave dengan kentutmu, hahaha” sambung Yubi.
“Iya ! iya ! bener banget,” kata Susi.
“Oke oke teman, malam ini aku yang bayar,,hemmmm,” kata Ulvi dengan terpaksa.
Mereka bertiga akhirnya selesai dengan ngopinya dan Ulvi sebagai tukang kentut yang sempat menghebohkan cave mendapat giliran membayar minuman yang dipesan kedua temanya.


cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apa bila ada kesamaan sosial


Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment

Ads Inside Post