Hartono
adalah mantan sopir truck pengangkut benda berat di Sumatra selama 20 tahun
yang sekarang bekerja sebagai penjual es di jember. Hartono lebih menyukai pekerjaanya
sekarang meskipun pendapatanya pas-pasan. Pekerjaanya yang lama membuat trauma dengan kecelakaan yang pernah
dialaminya.
Hartono adalah seorang lelaki tua
yang tergolong lansia sudah berumur 60 tahunan berjualan es dipinggir jalan
selatanya alun-alun jember. Kegiatan
sehari-harinya melayani pembeli yang ingin membeli es nya. Dia berasal
dari jember asli, rumahnya daerah kaliwates.
Dengan gerobak dorongnya, hartono mengais rejeki untuk menghidupi keluarganya. lelaki tua ini juga membiayai kedua putranya yang bersekolah di SMA dan perguruan tinggi. Saya mencoba bertanya tentang keunikan penjual es yang satu ini mengapa selalu memakai seragam dalam menjual setiap harinya. “saya dulu bekerja sebagai supir truck besar di Sumatra selama 20 tahun, dan disana selalu memakai seragam setiap harinya”. kata Hartono.
Meskipun tidak secara langsung dia mengatakan karna sudah terbiasa memakai seragam setiap harinya semenjak bekerja disumatra. Sudah bisa kita simpulkan bahwa jawaban dari pertanyaan tadi adalah karna pekerjaan lamanya sudah mendisiplinkan berseragam waktu kerja, jadi sekarang meski berjualan es pun tetap memakai seragam dan bersepatu pula.
Setelah saya mengetahui jawaban hartono seperti itu, maka timbulah pertanyaan baru, mengapa kok pindah profesi memilih kerja jualan es sekarang, padahal mengemudi kan lebih besar gajinya dari pada jualan es. Dia pun bercerita tentang kisah mengapa pindah profesi jualan es. Ternyata hartono seorang pengemudi mobil yang handal. Dia merantau ke Sumatra hanya untuk mengemudi sebuah mobil truck milik salah satu perusahaan sana karna gaji yang didapatkan lumayan banyak.
Dari pekerjaan yang dipilihnya yaitu sebagai pengemudi mobil truck dan gaji yang cukup, membuat dia sampai bertahan disana selama 20 tahun. Sampai pernah musibah yang menimpanya pada waktu mengangkut barang, yaitu kecelakaan waktu membawa mobilnya. Kronologi kecelakaanya ada sebuah mobil didepanya berjalan dengan kecepatan tinggi dan diikuti oleh mobil hartono dibelakangnya. Entah mengapa mobil didepanya berheti secara tiba-tiba yang membuat hartono terpaksa membelokan mobilnya karna tidak ingin menabrak mobil didepanya. Apa yang terjadi, mobil hartono menabrak pos polisi sampai pos polisi itu hancur.
Pengemudi mobil yang tidak bertanggung jawab tadi kabur tak menghiraukan keadaan hartono. Beruntung tidak ada koraban jiwa dalam kecelakaan itu, tapi luka berat di alami hartono sampai membuatnya terkapar dirumah sakit kurang lebih dua minggu. Saat tubuh tidak berdaya dirumah sakit, polisi mendatanginya untuk minta pertanggung jawaban atas pos yang sudah dihancurkan. Menurut saya aneh sekali, kecelakaanya di jalan raya dan menghancurkan pos milik salah satu pemerintah,kenapa kok masih di mintai ganti rugi. Dan anehnya hartono tidak mendapatkan jasa raharja sepeserpun. Kalau masalah mobil trucknya yang juga lumayan hancur masih di maklumi oleh bosnya, dan malah bosnya yang ingin mengganti rugi atas pos yang sudah dihancurkan hartono. Karena hartono tipe orang yang bertanggung jawab, semua ganti rugi yang disebabkan olehnya tidak ingin di rasakan bebanya oleh orang lain. Meskipun badan hartono luka berat, dia tetap bersemangat bertanggung jawab atas semua yang di lakukanya. Akhirnya ada kesepakatan antara hartono dengan bosnya, bahwa ganti rugi di tanggung bersama-sama.
Semenjak kejadian itu hartono memutuskan pulang ke kampungnya dan tidak ingin meneruskan bahkan mengemudi mobil lagi dikarenakan trauma berat masih membayanginya. Setelah ada dikampung,yaitu jember beberapa pekan , dia merasa nganggur dan ingin rasanya bekerja kembali. Entah kenapa pada akhirnya dia memutuskan bekerja sebagi penjual es di pinggir jalan sampai sekarang.
Itulah cerita singkat mengapa hartono lebih memilih pekerjaan yang gajinya kecil dari pada pekerjaan yang lama gajinya lumayan besar. Hartono seorang penjual es yang paling ramah tamah. Bayangkan saja setiap ada pembeli selalu ditanyai tentang kepribadianya. Saya beberapa kali beli es disana selalu ditanya, dan lucunya yang ditanyakan itu selalu sama. Waktu saya belie se ke pak hatono selalu memakai sepeda ontel. Pertanyaan hartono yang diajukan ke saya tidak lepas dari masalah sepeda. Dia juga bercerita tentang sepeda-sepeda bermerek. Mungkin hartono salah satu penggemar sepeda, khususnya sepeda model lama atau sepeda tua. Anehnya, dia tidak pernah bercerita pernah berkecimpung dalam kegiatan persepedaan, tapi entah kenapa dia suka membahas masalah sepeda kalau bertemu saya. Mungkin dengan orang lain juga sama pembahasanya tentang sepeda.
Penjual es jalanan ini juga mengetahui banyak tentang kampus Unej. Saya sempat kagum setelah hartono Tanya-tanya tentang kampus saya sendiri khusunya fakultas sastra. Tapi hanya sebatas sejarah fakultas saja yang diketahuinya, serta beberapa dosen lama yang mungkin sekarang sudah pension. Karna waktu saya ditanya tentang sejarah fakultas dan dosen-dosen lama saya kesulitan untuk menjawabnya. Karena memang pengetahuan yang saya ketahui tentang sejarah fakultas dan dosen lama sangat minim.
Hartono mendorong grobaknya setiap hari tidak merasa mengeluh kepada keluarga atau siapapun. Dia merasa sangat bahagia dengan pekerjaanya yang sekarang ini. Penjual es ini cukup kreatif dari macam-macam es yang dijualnya. Biasanya kalau penjual es pada umumnya khusunya di pinggir jalan yang dijual hanya itu-itu saja. Tapi kalau pak hartono berjualan esnya bermacam-macam jenis, bahkan dia bekerja sama dengan perusahaan minuman yang cukup terkenal.
Dalam berjualanya, dia tidak suka berkompetisi dengan penjual-penjual yang sejenis denganya. Ada sekitar lima penjual es yang ada disekeliling pak hartono tempat berjualan. Karena memang di sekitar utara alun-alun jember banyak sekolahan. Tidak khusus lagi apabila disana banyak penjual makanan atau minuman ringan. Target utama para penjual disana adalah anak sekolahan. Kalau untuk hartono targetnya lebih ke SD krister maria Fatima. Karena dia jualanya tepat didepan SD itu. Sebelum jam tujuh hartono sudah siap ditempat jualanya. Berangkat dari rumah ke lokasi jualan sekitar pukul 06.00 pagi. Pulangnya berjualanpun juga menyesuaikan sekolahan pulangnya jam berapa. Kalau sekolahan yang ada di jember kota lebih banyak waktunya untuk belajar.
Biasanya setiap hari memakan waktu belajar 8 jam. Jadi hartono tiap hari berangkat pukul 06.00 dan pulangnya pukul15.30. Untuk penghasilan tiap harinya ,tono berhasil mengumpulkan kurang lebih 150 ribu ,tapi itu masih dipotong modal . kalau bersihnya atau untung yang didapat sekitar 50 ribu tiap harinya.
Dengan gerobak dorongnya, hartono mengais rejeki untuk menghidupi keluarganya. lelaki tua ini juga membiayai kedua putranya yang bersekolah di SMA dan perguruan tinggi. Saya mencoba bertanya tentang keunikan penjual es yang satu ini mengapa selalu memakai seragam dalam menjual setiap harinya. “saya dulu bekerja sebagai supir truck besar di Sumatra selama 20 tahun, dan disana selalu memakai seragam setiap harinya”. kata Hartono.
Meskipun tidak secara langsung dia mengatakan karna sudah terbiasa memakai seragam setiap harinya semenjak bekerja disumatra. Sudah bisa kita simpulkan bahwa jawaban dari pertanyaan tadi adalah karna pekerjaan lamanya sudah mendisiplinkan berseragam waktu kerja, jadi sekarang meski berjualan es pun tetap memakai seragam dan bersepatu pula.
Setelah saya mengetahui jawaban hartono seperti itu, maka timbulah pertanyaan baru, mengapa kok pindah profesi memilih kerja jualan es sekarang, padahal mengemudi kan lebih besar gajinya dari pada jualan es. Dia pun bercerita tentang kisah mengapa pindah profesi jualan es. Ternyata hartono seorang pengemudi mobil yang handal. Dia merantau ke Sumatra hanya untuk mengemudi sebuah mobil truck milik salah satu perusahaan sana karna gaji yang didapatkan lumayan banyak.
Dari pekerjaan yang dipilihnya yaitu sebagai pengemudi mobil truck dan gaji yang cukup, membuat dia sampai bertahan disana selama 20 tahun. Sampai pernah musibah yang menimpanya pada waktu mengangkut barang, yaitu kecelakaan waktu membawa mobilnya. Kronologi kecelakaanya ada sebuah mobil didepanya berjalan dengan kecepatan tinggi dan diikuti oleh mobil hartono dibelakangnya. Entah mengapa mobil didepanya berheti secara tiba-tiba yang membuat hartono terpaksa membelokan mobilnya karna tidak ingin menabrak mobil didepanya. Apa yang terjadi, mobil hartono menabrak pos polisi sampai pos polisi itu hancur.
Pengemudi mobil yang tidak bertanggung jawab tadi kabur tak menghiraukan keadaan hartono. Beruntung tidak ada koraban jiwa dalam kecelakaan itu, tapi luka berat di alami hartono sampai membuatnya terkapar dirumah sakit kurang lebih dua minggu. Saat tubuh tidak berdaya dirumah sakit, polisi mendatanginya untuk minta pertanggung jawaban atas pos yang sudah dihancurkan. Menurut saya aneh sekali, kecelakaanya di jalan raya dan menghancurkan pos milik salah satu pemerintah,kenapa kok masih di mintai ganti rugi. Dan anehnya hartono tidak mendapatkan jasa raharja sepeserpun. Kalau masalah mobil trucknya yang juga lumayan hancur masih di maklumi oleh bosnya, dan malah bosnya yang ingin mengganti rugi atas pos yang sudah dihancurkan hartono. Karena hartono tipe orang yang bertanggung jawab, semua ganti rugi yang disebabkan olehnya tidak ingin di rasakan bebanya oleh orang lain. Meskipun badan hartono luka berat, dia tetap bersemangat bertanggung jawab atas semua yang di lakukanya. Akhirnya ada kesepakatan antara hartono dengan bosnya, bahwa ganti rugi di tanggung bersama-sama.
Semenjak kejadian itu hartono memutuskan pulang ke kampungnya dan tidak ingin meneruskan bahkan mengemudi mobil lagi dikarenakan trauma berat masih membayanginya. Setelah ada dikampung,yaitu jember beberapa pekan , dia merasa nganggur dan ingin rasanya bekerja kembali. Entah kenapa pada akhirnya dia memutuskan bekerja sebagi penjual es di pinggir jalan sampai sekarang.
Itulah cerita singkat mengapa hartono lebih memilih pekerjaan yang gajinya kecil dari pada pekerjaan yang lama gajinya lumayan besar. Hartono seorang penjual es yang paling ramah tamah. Bayangkan saja setiap ada pembeli selalu ditanyai tentang kepribadianya. Saya beberapa kali beli es disana selalu ditanya, dan lucunya yang ditanyakan itu selalu sama. Waktu saya belie se ke pak hatono selalu memakai sepeda ontel. Pertanyaan hartono yang diajukan ke saya tidak lepas dari masalah sepeda. Dia juga bercerita tentang sepeda-sepeda bermerek. Mungkin hartono salah satu penggemar sepeda, khususnya sepeda model lama atau sepeda tua. Anehnya, dia tidak pernah bercerita pernah berkecimpung dalam kegiatan persepedaan, tapi entah kenapa dia suka membahas masalah sepeda kalau bertemu saya. Mungkin dengan orang lain juga sama pembahasanya tentang sepeda.
Penjual es jalanan ini juga mengetahui banyak tentang kampus Unej. Saya sempat kagum setelah hartono Tanya-tanya tentang kampus saya sendiri khusunya fakultas sastra. Tapi hanya sebatas sejarah fakultas saja yang diketahuinya, serta beberapa dosen lama yang mungkin sekarang sudah pension. Karna waktu saya ditanya tentang sejarah fakultas dan dosen-dosen lama saya kesulitan untuk menjawabnya. Karena memang pengetahuan yang saya ketahui tentang sejarah fakultas dan dosen lama sangat minim.
Hartono mendorong grobaknya setiap hari tidak merasa mengeluh kepada keluarga atau siapapun. Dia merasa sangat bahagia dengan pekerjaanya yang sekarang ini. Penjual es ini cukup kreatif dari macam-macam es yang dijualnya. Biasanya kalau penjual es pada umumnya khusunya di pinggir jalan yang dijual hanya itu-itu saja. Tapi kalau pak hartono berjualan esnya bermacam-macam jenis, bahkan dia bekerja sama dengan perusahaan minuman yang cukup terkenal.
Dalam berjualanya, dia tidak suka berkompetisi dengan penjual-penjual yang sejenis denganya. Ada sekitar lima penjual es yang ada disekeliling pak hartono tempat berjualan. Karena memang di sekitar utara alun-alun jember banyak sekolahan. Tidak khusus lagi apabila disana banyak penjual makanan atau minuman ringan. Target utama para penjual disana adalah anak sekolahan. Kalau untuk hartono targetnya lebih ke SD krister maria Fatima. Karena dia jualanya tepat didepan SD itu. Sebelum jam tujuh hartono sudah siap ditempat jualanya. Berangkat dari rumah ke lokasi jualan sekitar pukul 06.00 pagi. Pulangnya berjualanpun juga menyesuaikan sekolahan pulangnya jam berapa. Kalau sekolahan yang ada di jember kota lebih banyak waktunya untuk belajar.
Biasanya setiap hari memakan waktu belajar 8 jam. Jadi hartono tiap hari berangkat pukul 06.00 dan pulangnya pukul15.30. Untuk penghasilan tiap harinya ,tono berhasil mengumpulkan kurang lebih 150 ribu ,tapi itu masih dipotong modal . kalau bersihnya atau untung yang didapat sekitar 50 ribu tiap harinya.