bertanyalah agar gak bingung |
Perjuangan mengesankan
Ketidak
tahuan arah jalan menuju ilmu tidak menjadi masalah yang serius bagi Imam dan Angga. Mereka aktifis Pramuka berasal dari desa tulen di Jember yang kebetulan
mendapat tugas menempuh ilmu dikota besar Surabaya. Kedua aktifis tersebut
hanya dibekali alamat tempat penempuhan ilmu oleh pengutusnya. Tanpa mereka fahami
betul rumitnya jalan kota Surabaya. Masalah
tersebut tidak menjadi serius selagi mereka memiliki mental tak malu bertanya
selayaknya aktivis pada umumnya. Meskipun ditempuh dalam waktu yang lama,
mereka dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Imam dan Angga berasal dari Universitas
Jember salah satu Universitas yang bertempat cukup plosok di Jawa Timur
mendapat tugas dari Pramuka salah satu organisasi yang ditekuninya untuk
menggali ilmu ke Kwartir Daerah(KWARDA) suatu
lembaga yang mengurusi pramuka se
Jawa Timur. Berbekal keyakinan, sepenggal alamat menuju KWARDA, dan sedikit
dana transportasi dari organisasinya, mereka berangkat ke KWARDA yang berada
disurabaya memakai jasa transportasi bu s bertarif ekonomi.
Dari terminal tawang alun
Jember ke terminal bungursih Surabaya tidak terlalu membuat imam dan
angga bingung, karena busnya menuju satu arah. Ketika sampai di terminal Bungurasih,
Kedua aktifis ini sama sekali tidak mengetahui arah jalan menuju KWARDA. Dari
kebingungan itu mereka berdua ingat bahwa membawa seglintir kertas disakunya
yang bertuliskan alamat kwarda. “Jln. RAYAKERTAJAYA INDAH 77-A ”, itulah sepenggal goresan
tinta yang bersemayam di kertas kecil yang ada disaku Angga. Tak fikir panjang, mereka berdua mendekati bus
lalu bertanya kepada supirnya sekaligus minta antarkan ke alamat tersebut. Beruntung mereka masih menemukan bus yang masih
beroprasi, karena mereka datang di terminal sudah larut malam.
Baca==>> "Mau bertanya nggak sesat di jalan"
Mereka berduapun akhirnya
menaiki bus, namun hanya diantarkan ke taman jaya baya saja, karena bus
tidak melewati jalur menuju ke tujuan mereka. Kernet bus menyarankan untuk
menuju alamat yang dituju agar memakai jasa angkutan kota. Setelah Imam dan
angga turun dari bus, mereka menuju mobil angkutan kota yang terparkir
disekitar taman Jaya Baya. Kebruntungan tidak menyertai mereka berdua
karena sudah terlalu larut malm, sehingga tidak ada angkutan kota beroprasi
lagi. Sedangkan dari taman jaya baya ke jalan Kertajaya masih sekitar 15
km lagi . sebenarnya ada mobil taxi yang siap beroprasi setiap saat, namun dana
yang mereka bawa tidak mendukung. Pantang menyerah mereka berdua pun
melanjutkan perjalanan meskipun jalan kaki sejauh itu.
***
Jadi pesan dan kesan dari artikel diatas adalah jangan sampai menjadi manusia egois tidak ingin bertanya keseseorang, atau malu-malu bertanya ke setiap orang jika mengalami kebingungan. Bertanya adalah salah satu cara bertahan hidup dimasyarakat luas. Karena kehidupan di area sosial tidak lepas dari komunikasi. Jika tidak ingin mengalami sesat dijalan, maka hendaknya bertanya. Sesuai judul artikel ini, Mau Bertanya Nggak Akan Sesat Dijalan menghimbau siapapu agar tidak malu bertanya kalau tidak ingin jalan-jalan tanpa tujuan.
Sekian terimakasih sudah mampir untuk membaca artikel ini dan semoga bermanfaat. Go