Permainan Klereng Bikin Baper

Mungkin tak asing lagi bagi kalian dengan permainan klereng. Apalagi bagi kalian yang pernah merasakan hidup disuasana perdesaan, sudah pasti pernah memainkan Benda kecil berbentuk bulat ini. Sangat beruntung bagi siapapun yang pernah memainkan klereng. Tapi saya tidak bermaksud mengatakan orang yang tak pernah bermain klereng adalah orang yang tak beruntung. Mungkin saja mereka yang tak pernah bermain klereng tergolong masyarakat yang ekonominya tercukupi, sehingga semua permainanya bergensi.

            Hampir diseluruh penjuru dunia Klereng itu berada, karena aku sering melihat film local maupun film luar menggunakan property klereng. Bentuk klereng dalam negri dan luar negri sama besar dan sama bulatnya. Klereng didaerah Ku diberi istilah neker. Sampai saat ini aku belum mengerti kenapa klereng kok di istilahkan neker. Mungkin didaerah kalian memiliki istilah sendiri untuk menyebut benda bulat kecil itu. Klereng (neker) didesa Ku bisa dimainkan beberapa fariasi/jenis permainan. Disitulah kesedihan Ku yang saat ini  tak bisa bermain klereng dan tak mengerti apa saja jenis permainan yang menggunakan benda klereng. Namun tak separah itu aku melupakan masa kecil, meskipun aku tidak faham dengan aturan bermain klereng, sekiranya aku masih bisa memegang dan melempar klereng.

Rasanya sangat Senang melihat teman-teman seumuran didesaku masih kental dengan permainan klereng. Pemain permainan klereng didesaku tidak membatasi umur. Usia anak-anak sampai seusia dewasa yang sudah memiliki keluargapun bisa ikut bermain dan bersama-sama pula mainya. Memang Permainan klereng pada umumnya dan pantasnya dimainkan oleh usia anak SD-SMP, tapi tidak ada hukum berlaku yang mengatur usia bermain klereng ini. Jadi siapapun bisa bermain kelereng, asal tujuan utama bermain dapat terpenuhi yaitu agar mendapat kesenangan dan kegembiraan.

Tapi entah kenapa aku merasa sedih dan Baper (bawa perasaan) ketika melihat adik, kakak, paman dan tetangga bersama-sama main klereng. Mereka bermain dengan canda tawa dan melakukan hal-hal konyol bersama. Factor yang menyebabkan mengapa saya baper, karena saya salah satu dari bagian mereka yang tak bisa bermain klereng. Menyedihkan sekali bukan ?. Aku sudah lupa kehidupan masa kecilku dulu. Masa kecilku telah sirna dengan kesibukanku selama ini yang Ku abdikan untuk menggali ilmu. Berusaha meningkatkan mutu dan kwalitas diri. Merasakan dan berusaha melawan kerasnya hidup dikota. Masa kecilku dulupun tak pernah lagi kuperankan selama aku  hidup dikota. Ternyata itu salah, tak selamanya aku hidup dikota. Kehihupanku sebenarnya adalah didesa. Meskipun aku sudah dewasa, ilmu bermainku sewaktu kecil  ternyata masih berlaku ketika aku kembali kedesa. Aku baru sadar kalau ilmu bermainku sewaktu kecil masih bisa digunakan sebagai media bersosialisasi.  Tapi biarlah, setiap  manusia memiliki kefokusan tersendiri untuk menekuni sesuatu.

Aku sangat iri dengan mereka. Dan apakah bentuk iri ini karena aku tak bisa bermain klereng dan tak bisa berbagi canda tawa dengan mereka.  Mereka saja yang mayoritas berlatar belakang pendidikanya rendah masih bisa hidup canda tawa bersama seolah-olah tak memiliki beban hidup. Aku fikir sangat lucu bila tiba-tiba maksa gabung bermain dengan mereka, sedangkan mereka segan dan malu gitu menagajak aku untuk bermain bersama. Ah, pikiran bodoh apa ini.

aku bagian dari mereka yang cukup merasa terasingkan. Aku sudah lama hidup dikota untuk menempuh pendidikan. Ketika aku pulang ke desa, aku diperlakukan seperti orang yang terhormat lah, disegani lah, dan banyak yang enggan berkomunikasi denganku. Oh Tuhan, apakah yang hamba lakukan selama ini semakin menjauhkanku dari mereka yang dulu ketika masih kecil bersama-sama melakukan hal-hal konyol, ataukah memang hamba saat ini tak bisa bersosialisasi dengan mereka. Ah, berfikir positif sajalah. Semua ini memang kesalahanku yang tak bisa bersosialisasi dengan mereka. Tapi mengapa Tuhan, selama ini hamba  belajar meningkatkan mutu dan kwalitas diri agar bisa bersosialisai dengan mereka atau bahkan dengan masyarakat lain dengan baik, tapi kenyataanya seperti ini. Cerita yang menyedihkan. Butuh tindakan revolusi yang lebih baik lagi. SEMANGAT!!!

 Du du du du,, mari kita bernyanyi. Mulai stress !!!


Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment

Ads Inside Post