Jumat malam 29 mei 2015, mahasiswa Sastra mempertunjukan teater yang berjudul Penjara-penjara di gedung PKM Unej. Pertunjukan kali ini guna untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah teater II. Praktik teater II hanya ditempuh oleh mhasiswa sastra yang menekuni jurusan Sastra saja. Acara ini didukung oleh UKMK, DKK, dan IMASIND. Seluruh mahasiswa Unej sangat berapresiasi pada pertunjukan ini. Gedung PKM dipenuhi oleh penonton sampai ada yang tidak beruntung bisa memasuki gedung karena kapasitas sudah memnuhi. Tapi tidak masalah, karena diluar gedung disediakan layar lebar untuk para penonton yang tidak bisa langsung melihat didalam gedung.
Sangat frontal kritikan dan sindiran mahasiswa sastra dalam teater II ini untuk kampusnya sendiri. Hujatan dan etika kurang baikpun terealisasikan secara terang-terangan untuk para pejabat fakultas sastra, seperti dekan, karyawan, serta dosen diperankan dalam teater ini. Sesuai dengan judul naskah teater, para pemain ini merasakan terpenjara di dalam fakultasnya sendiri. “Kampus apa pondokan, mahasiswa atau santri”. Kalimat itu diulang-ulang diucapkan oleh pemain tetaer ini. Dalam pertunjukan teater II yang berjudul Penjara-penjara seolah-olah yang menjadi dalang dari mengapa mahasiswa sastra terpenjara adalah Dekan fakultas.
Harapan
produser dan perwakilan dosen pada sambutan acara ini adalah supaya mahasiswa
dan pemain teater khususnya tidak hanya dapat mengkritik saja, melainkan dapat
menjadi mahasiswa yang baik dan dapat memperjuangkan kebenaran serta menegakkan
keadilan dimanapun dalam situasi apapun. Memang benar bahwa kehidupan dikampus
atau fakultas akan harmonis apabila penghuninya sadar akan Etika pada posisi
masing-masing.
Teater
ini berakhir dengan sangat membaggakan, karna dapat menghibur penonton sampai
sakit perut tidak bisa menahan tawa dan
untuk mahasiswa sastra yang menempuh Teater II telah sukses dalam praktiknya. Setelah
teater selasai, dilanjutkan dengan Apresiasi teater yang sudah ditampilkan. Sukses
selalu dan semakin jaya untuk Fakultas Sastra.